Sabtu, 06 Desember 2014

PERENCANAAN ORGANISASIONAL

Tujuan Perencanaan adalah membentuk usaha yang terkoordinasi dalam organisasi. Perencanaan Organisasional mempunyai dua tujuan : Ø Tujuan Perlindungan (Protective) : meminimisasikan resiko dengan mengurangi ketidakpastian di sekitar kondisi bisnis dan menjelaskan konsekuensi tindakan manajerial yang berhubungan Ø Tujuan Kesepakatan (Affirmative) : meningkatkan tingkat keberhasilan organisasional Koontz O’Donnel menyatakan maksud perencanaan adalah : “untuk melancarkan pencapaian usaha dan tujuan” Pengorganisasian adalah suatu proses pembentukan kegunaan yang teratur untuk semua sumber daya dalam sistem manjemen. Penggunaan yang teratur tersebut menekankan pada pencapian tujuan sistem manajemen dan membantu wirausahawan tidak hanya dalam pembuatan tujuan yang nampak tetapi juga didalam menegaskan sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Henry Fayol telah mengembangkan 16 garis pedoman umum yang bisa digunakakn ketika mengorganisasi sumber daya-sumber daya, yaitu : 1. Menyiapkan dan melaksanakan rencana operasional secara bijaksana. 2. Mengorganisasi faset kemanusiaan dan bahan sehingga konsisten dengan tujuan, sumber daya, dan kebutuhan dari per soalan tersebut. 3. Menetapkan wewenang tunggal, kompeten, enerjik, dan menuntun. 4. Mengkoordinasi semua aktivitas-aktivitas dan usaha-usaha. 5. Merumuskan keputusan yang jelas, berbeda, dan tepat. 6. Menyusun seleksi yang efisien sehingga tiap-tiap departemen dipimpin oleh seorang manajer yang kompeten, enerjik, dan tiap-tiap karyawan ditempatkan pada tempat dimana dia bisa menyumbangkan tenaganya secara maksimal. 7. Mendefinisikan tugas-tugas. 8. Mendorong inisiatif dan tanggung jawab. 9. Menberikan balas jasa yang adil dan sesuai bagi jasa yang diberikan. 10. Memfungsikan sanksi terhadap kesalahan dan kekeliruan. 11. Mempertahankan disiplin. 12. Menjamin bahwa kepentingan individu konsisiten dengan kepentingan umum dari organisasi. 13. Mengakui adanya satu komando. 14. Mempromosikan koordinasi dahan dan kemusiaan. 15. Melembagakan dan memberlakukan pengawsan. 16. Menghindari adanya pengaturan, birokrasi, dan kertas kerja. Keuntungan dan Kerugian Pembagian Tenaga Kerja Keuntungan : 1. Pekerja berspesialisasi dalam tugas tertentu sehingga keterampilan dalam tugas tertentu meningkat 2. Tenaga kerja tidak kehilangan waktu dari satu tugas ke tugas yang lain 3. Pekerja memusatkan diri pada satu pekerjaan dan membuat pekerjaan lebih mudah dan efisien 4. Pekerja hanya perlu mengetahui bagaimana melaksanakan bagian tugas dan bukan proses keseluruhan produk Kerugian : 1. Pembagian kerja hanya dipusatkan pada efisiensi dan manfaat ekonomi yang mengabaikan variabel manusia 2. Kerja yang terspesialisasi cenderung menjadi sangat membosankan yang akan berakibat tingkat produksi menurun Menurut Chester Barnard akan makin banyak perintah manajer yang diterima dalam jangka panjang jika : 1. Saluran formal dari komunikasi digunakan oleh manajer dan dikenal semua anggota organisasi 2. Tiap anggota organisasi telah menerima saluran komunikasi formal melalui mana dia menerima perintah 3. Lini komunikasi antara manajer bawahan bersifat langsung 4. Rantai komando yang lengkap 5. Manajer memiliki keterampilan komunikasi yang memadai 6. Manajer menggunakan lini komunikasi formal hanya untuk urusan organisasional 7. Suatu perintah secara otentik memang berasal dari manajer Jenis-Jenis Wewenang 1. Wewenang Lini 2. Wewenang Staf 3. Wewenang Fungsional Delegasi Terdapat tiga langkah dalam proses pendelegasian : 1. Membebankan semua kewajiban tertentu pada individu 2. Proses pendelegasian melibatkan pemberian wewenang yang semestinya kepada bawahan 3. Penciptaan kewajiban pada bawahan untuk melaksanakan kewajiban yang dibebankan Kendala bagi proses pendelegasian 1. Kendala yang berhubungan dengan penyelia 2. Kendala yang berhubungan dengan bawahan 3. Kendala yang berhubungan dengan organisasi

Kamis, 16 Oktober 2014

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis, yaitu Entrepreneurship yang artinya between taker. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Wirausahawan adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Tiga jenis perilaku wirausaha yaitu, wirausaha yang memiliki inisiatif, wirausaha yang mengorganisir mekanisme sosial dan ekonomi untuk menghasilkan sesuatu, menerima resiko atau kegagalan. Kunci untuk menjadi sukses dengan melakukan atau bersikap layaknya pengusaha seperti Jangan takut rugi, pasti semua orang takut memulai bisnis karena mereka takut rugi, uang yang mereka dapatkan belum pasti jumlahnya. Berbeda dengan bekerja di kantor yang memiliki gaji yang pasti diterima setiap bulan dengan jumlah yang sudah diketahui. Ketakutan itulah yang membuat sebagian orang mundur dan mengurungkan niat mereka menjadi pengusaha. Semua bisnis pasti mengalami kerugian, terutama di awal merintis. Ingatlah bahwa tidak ada satu pun bisnis yang selalu untung, pasti selalu terdapat untung dan rugi dalam berbisnis. Oleh karena itu, pahamilah bahwa semua pengusaha sukses berawal dari keberanian mereka dalam mengambil risiko merugi hingga mereka mendapatkan suatu keuntungan. Kedua adalah pelajari minat Anda, bisnis apapun itu, haruslah bisnis yang sesuai dengan minat Anda sehingga Anda memiliki semangat dan kemampuan yang lebih dalam menjalankannya. Misalnya saja Anda menyukai teknologi, bisnis jual beli handphone atau komputer dapat menjadi pilihan Anda. Minat Anda adalah passion yang dapat membuat Anda bahagia ketika Anda melakukannya. Bahkan saat Anda mengalami masa-masa sulit atau bahkan mengalami kerugian, Anda memiliki kekuatan lebih untuk bertahan karena Anda mencintai apa yang Anda kerjakan dan ingin terus melakukannya. Ketiga adalah temukan peluang, menemukan peluang dalam hal ini adalah menjadi peka terhadap apa yang menjadi permintaan masyarakat dalam suatu lingkungan. Misalnya saja akan dibangun sebuah gedung sekolah baru, maka peluang yang muncul adalah membuat usaha jasa fotokopi, warung makan atau toko buku. Dalam menemukan peluang dan ide bisnis, diperlukan kepekaan dan insting yang tinggi. Kunci keempat yaitu lakukan studi kelayakan bisnis, perencanaan dan studi kelayakan bisnis perlu Anda rencanakan karena hal tersebut merupakan pondasi awal yang menentukan kuat atau tidaknya bisnis Anda di kemudian hari. Apa yang perlu Anda pertimbangkan adalah pertanyaan seputar : Apa, dimana, kapan dan bagaimana usaha Anda akan dijalankan. Pertanyaan tersebut perlu dicari tahu jawabannya. Mungkin Anda memiliki beberapa pilihan usaha yang ingin dijalankan. Buatlah kerangka bisnis Anda, prediksi pengeluaran dan pemasukan yang bisa Anda raih dari masing-masing pilihan bisnis dan pilihlah yang paling tinggi keuntungannya serta paling cepat pengembalian modalnya. Kunci kelima yaitu jangan putus asa, tidak mudah putus asa adalah kunci sukses berbisnis. Karena membangun sebuah bisnis pasti sangatlah sulit bahkan kadang merugi di masa awal perintisan. Semua bisnis besar adalah bisnis yang berhasil melalui masa-masa gelap mereka. Kegigihan para pebisnis membawa bisnis tersebut pada masa kejayaan. Oleh karena itu, tempalah semangat Anda dan kuatkan mental Anda sehingga Anda jadi manusia yang tidak mudah menyerah. Wirausaha memiliki beberapa karakteristik berikut merupakan karakteristik menurut Mc Clelland: 1) Keinginan untuk berprestasi 2) Keinginan untuk bertanggung jawab 3) Preferensi kepada resiko-resiko menengah 4) Persepsi kepada kemungkinan berhasil 5) Rangsangan oleh umpan balik 6) Aktivitas energik 7) Orientasi ke masa depan 8) Keterampilan dalam pengorganisasian 9) Sikap terhadap uang Karakteristik wirausahawan yang sukses dengan n Ach tinggi : 1) Kemampuan inovatif 2) Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity) 3) Keinginan untuk berprestasi 4) Kemampuan perencanaan realistis 5) Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan 6) Obyektivitas 7) Tanggung jawab pribadi 8) Kemampuan beradaptasi 9) Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator Terdapat tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi menurut Mc Clelland, yaitu: Kebutuhan untuk berprestasi (nAch), n-ACH adalah motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Contohnya, Karyawan perlu mendapat umpan balik dari lingkungannya sebagai bentuk reward terhadap usaha yang dilakukannya tersebut. Kebutuhan untuk berafiliasi (n Afi), kebutuhan untuk Berafiliasi atau Bersahabat (n-AFI). Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Contohnya Seorang yang memiliki keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Kebutuhan untuk berkuasa (n Pow), kebutuhan akan Kekuasaan (n-POW) Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.Contohnya, seorang atasan ingin dapat mengendalikan dan mempengaruhi bawahannya, dimana para karyawannya berperilaku sesuai yang diinginkan oleh atasan tersebut. Sumber-sumber gagasan dalam identifikasi peluang usaha baru, yaitu, kebutuhan akan sumber penemuan, hobi atau kesenangan pribadi, mengamati kecenderungan-kecenderungan, mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada, kegunaan lain dari barang-barang biasa, pemanfaat produk dari perusahaan lain. unsur-unsur analisa pulang pokok, Unsur dasar analisa pulang pokok antara lain: 1. Biaya tetap biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran perubahan volume kegiatan tertentu.Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusaha an jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi manajemen. 2. Biaya variabel: biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 3. Biaya total: keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. 4. Pendapatan total 5. Keuntungan 6. Kerugian 7. Titik pulang pokok pembagian dalam bentuk-bentuk kepemilikan, serta sebutkan keuntungan dan kerugian masing-masing Beberapa bentuk kepemilikan perusahaan yaitu: 1. Pemilikan tunggal / perseorangan (firma): a. Dimiliki dan dijalankan oleh 1 orang b. Pemilik tidak perlu membagi laba 2. Kongsi: a. Ada perjanjian tertulis b. Dimiliki 2 orang atau lebih c. Umur perusahaan terbatas d. Pemilikan bersama atas harta e. Ikut serta dalam manajemen dan pembagian laba 3. Perusahaan Perseroan: a. Perusahaan dengan badan hukum b. Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham yang dimiliki c. Pemilikan dapat berpindah tangan d. Eksitensi relatif lebih stabil/permanen Langkah-langkah penyediaan sumber daya manusia : 1. Perekrutan karyawan Penarikan tenaga kerja adalah langkah pertama di dalam menyediakan sumber daya manusia bagi organisasi kewiraswastaan setiap kali terdapat posisi yang kosong. 2. Seleksi calon karyawan Seleksi tenaga kerja adalah penyaringan awal dari calon sumber daya manusia yang tersedia untuk mengisi suatu posisi. Tujuannya adalah untuk memperkecil hingga jumlah yang relatif sedikit calon karyawan dari mana seseorang akhirnya akan disewa. Tahap proses selesi : - Penyaringan pendahuluan dari rekaman, berkas data dll - Wawancara pendahuluan - Tes kecerdasan ( IQ ) - Tes bakat ( Aptitude ) - Tes kepribadian ( Personality ) - Rujukan Prestasi ( Performance References ) - Wawancara Diasnotik - Pemeriksaan Kesehatan - Penilian Pribadi Sumber : fitrian.staff.gunadarma.ac.id http://www.ciputraentrepreneurship.com/ wartawarga.gunadarma.ac.id

Kamis, 19 Juni 2014

TUGAS KEOMPOK SOFTSJILL- TUGAS 4

Kasus: Ratusan Anak Tewas Keracunan Timbal www.portalkbr.com VIVAnews - 6 Oktober 2010, (Nigeria) Sedikitnya 400 anak-anak tewas akibat keracunan timbal sejak Maret tahun ini di Nigeria. Selain itu, 30.000 bocah lain diduga telah terkontaminasi timbal dalam tubuh mereka. Demikian ungkap kelompok bantuan internasional, Doctors Without Borders (DWB). Menurut manager DWB, Lauren Cooney, kematian lebih banyak dialami oleh anak dibawah umur 5 tahun di kota Zamfara, Nigeria. Cooney mengatakan angka kematian bahkan bisa lebih tinggi lagi, namun dia mengingatkan bahwa yang terpenting adalah mengetahui bahwa sedang terjadi krisis masalah kesehatan. “Daripada fokus terhadap jumlah angka kematian, karena biasanya sulit untuk didapatkan, komunitas internasional sebaiknya harus fokus terhadap realitas menyedihkan yang terjadi di Nigeria. Sangat jelas bahwa banyak anak yang mati akibat keracunan timbal,” ujarnya seperti dilansir dari laman stasiun televisi berita CNN. Sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan negara bagian Zamfara menunjukkan bahwa terdapat 180 desa dimana banyak anak-anak yang keracunan timbal, berarti terdapat 30.000 orang yang terinfeksi. Desa-desa mereka dikhawatirkan sudah tercemar limbah pertambangan emas ilegal. “Keracunan timbal adalah konsekuensi atas praktek pengeluaran emas skala kecil dari biji besi yang mengandung timbal. Proses itu melibatkan penghancuran dan pengeringan biji besi, biasanya dilakukan di dalam rumah, akibatnya, tanah jadi terkontaminasi,” ujarnya. Cooney mengatakan sejak bulan Juni, Kementerian Kesehatan Nigeria bekerjasama dengan WHO berusaha membersihkan daerah yang terkontaminasi. Sudah dua desa dari tujuh desa yang diduga terkontaminasi telah dibersihkan. Proses pembersihan atau remediasi ini membutuhkan waktu yang lama, termasuk diantaranya memindahkan tanah yang terkontaminasi dengan tanah baru yang bersih. Proses ini berhenti pada musim hujan di bulan Agustus, dan dilanjutkan kembali beberapa minggu yang lalu. Proses pembersihan ini terhambat oleh keengganan warga desa untuk melaporkan adanya kemungkinan kontaminasi. Mereka takut pemerintah Nigeria akan melarang mereka untuk melanjutkan penambangan emas tidak resmi tersebut. Cooney mengatakan bahwa DWB masih merawat ratusan penderita keracunan timbal di Zamfara, namun dia memperingatkan perawatan hanya akan efektif jika para pasien tidak kembali ke tempat yang telah terkontaminasi. SIMPULAN DAN OPINI: Dalam bacaan diatas menyebutkan bahwa “Keracunan timbal adalah konsekuensi atas praktek pengeluaran emas skala kecil dari biji besi yang mengandung timbal. Proses itu melibatkan penghancuran dan pengeringan biji besi, biasanya dilakukan di dalam rumah, akibatnya, tanah jadi terkontaminasi,” Kondisi seperti itu harusnya pemerintah Negara terkait harusnya tanggap dan merespons cepat karena jika aktivitas seperti itu dilakjukan terus menerus dan tidak menutup kemungkinan hal itu dilakukan di wilayah lain yang masih dalam 1 negara, akan menjadi tercemar pula tanah di wilayah lainnya. Kondisi lain ada yang menyebutkan, Pemerintah Nigeria mengklaim sudah berupaya membersihkan desa-desa yang terkontaminasi. Januari lalu, Presiden Nigeria menjanjian dana sebesar 4 juta USD untuk membersihkan racun tersebut dan merawat 1.500 anak di negara bagian Zamhara. Tulisan diatas dibuat guna melengkapi tugas softskill Ilmu Lingkungan selaku mahasiswi Universitas Gunadarma (www.gunadarma.ac.id). Tulisan diatas bersumber dari http://dunia.news.viva.co.id/news/read/181465-ratusan-anak-tewas-keracunan-timbal

Selasa, 29 April 2014

Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan

Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja  merupakan akar permasalahan kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari kerja. Mereka dapat berpindah secara permanen, menjadi migran ulang-alik, menjadi migran sirkuler yakni bekerja di tempat lain dan pulang ke rumahnya sekali dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, atau menjadi migran musiman, misalnya bekerja di kota setelah musim tanam dan musim panen.
Kemiskinan berkaitan erat dengan kemampuan mengakses pelayanan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan gizi dan kalori. Dengan demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular, seperti diare, penyakit lever, dan TBC. Selain itu, masyarakat juga menderita penyakit kekurangan gizi termasuk busung lapar, anemi terutama pada bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Kematian bayi adalah konsekuensi dari penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan ini (kekurangan gizi menyebabkan bayi rentan terhadap infeksi).
Keluarga mempunyai tanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar anggotanya seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Oleh karenanya diperlukan pemberdayaan keluarga terutama melalui peningkatan akses terhadap informasi tentang permasalahan ini.

PERTUMBUHAN PENDUDUK
grafik.png
Gambar 1. Grafik presentase penduduk Tahun 2010

Bagi daerah yang KB nya berhasil, perubahan struktur umur penduduk menjadi lebih tua juga tidak lepas dari masalah. Masalah ini adalah ledakan penduduk usia kerja dan penyediaan kesempatan kerja. Perlu perluasan kesempatan kerja dan peningkatan ketrampilan bagi yang telah berada dalam angkatan kerja, peningkatan kualitas dan akses pendidikan bagi mereka yang akan masuk ke angkatan kerja.
bayi (1).jpg

Jumlah bayi yang dilahirkan masih tetap banyak sekitar 4.5 juta per tahun, dan dalam waktu 15 tahun kemudian, apabila pemerintah tidak dapat memberikan kesempatan meneruskan sekolah, mereka akan drop out dan mencari pekerjaan padahal tidak punya ketrampilan. Permasalahan makronya  adalah kualtias SDM yang amat rendah. Pelayanan bagi tumbuh kembang anak-anak perlu diperhatikan, termasuk menjaga agar anak sekolah tidak berhenti ditengah jalan sebelum menyelesaikan pendidikannya (drop out).

SEGI PENDIDIKAN
PENDIDIKAN.jpg

Pembangunan pendidikan di Indonesia telah menunjukkan keberhasilan yang cukup besar. Wajib Belajar 6 tahun, yang didukung pembangunan infrastruktur sekolah dan diteruskan dengan Wajib Belajar 9 tahun adalah program sektor pendidikan yang diakui cukup sukses. Tetapi dibalik keberhasilan program-program tersebut, terdapat berbagai fenomena dalam sektor pendidikan. Kasus tinggal kelas, terlambat masuk sekolah dasar dan ketidakmampuan untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi merupakan hal yang cukup banyak menjadi sorotan di dunia pendidikan. Kasus putus sekolah yang juga banyak terjadi terutama di daerah pedesaan menunjukkan bahwa pendidikan belum banyak menjadi prioritas bagi orang tua. Rendahnya prioritas tersebut antara lain dipicu oleh akses masyarakat terhadap pendidikan yang masih relatif kecil, terutama bagi keluarga miskin yang tidak mampu membiayai anak mereka untuk meneruskan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
 
Partisipasi Sekolah
Umumnya, terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama, yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Keduanya mengukur penyerapan penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan. Perbedaan diantara keduanya adalah penggunaan kelompok usia "standar" di setiap jenjang pendidikan. Usia standar yang dimaksud adalah rentang usia yang dianjurkan pemerintah dan umum dipakai untuk setiap jenjang pendidikan, yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 1 (http://www.datastatistik-indonesia.com)
Jenjang
Kelompok usia
SD
7 - 12 tahun
SMP
13 - 15 tahun
SMA
16 - 18 tahun
Perguruan tinggi
19 tahun keatas
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.  

Lama Sekolah
Lamanya Sekolah atau years of schooling adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan tingkat pendidikan terakhir. Pada prinsipnya angka ini merupakan transformasi dari bentuk kategorik TPT menjadi bentuk numerik. Lamanya bersekolah merupakan ukuran akumulasi investasi pendidikan individu. Setiap tahun tambahan sekolah diharapkan akan membantu meningkatkan pendapatan individu tersebut. Rata-rata lama bersekolah dapat dijadikan ukuran akumulasi modal manusia suatu daerah. Ukuran ini mengatasi masalah kekurangan estimasi dari TPT yang tidak mengakomodir kelas tertinggi yang pernah dicapai individu.
Tetapi, jumlah tahun bersekolah ini tidak mengindahkan kasus-kasus tidak naik kelas, putus sekolah yang kemudian melanjutkan kembali, dan masuk sekolah dasar di usia yang terlalu muda atau sebaliknya. Sehingga nilai dari jumlah tahun bersekolah menjadi terlalu tinggi kelebihan estimasi atau bahkan terlalu rendah (underestimate).
Lamanya bersekolah dapat dikonversikan langsung dari jenjang pendidikan dan kelas tertinggi yang pernah diduduki seseorang, misalnya jika seseorang pendidikan tertingginya adalah SMP kelas 2, maka ia memiliki jumlah tahun bersekolah sama dengan 8 tahun, yaitu 6 tahun bersekolah di tingkat SD ditambah dengan 2 tahun di SMP. Untuk memudahkan perhitungan, dapat digunakan tabel konversi sebagai berikut:
 Tabel 2  Lamanya Bersekolah berdasarkan Jenjang Pendidikan dan Kelas
(http://www.datastatistik-indonesia.com)
Jenjang
Kelas
Jumlah tahun bersekolah
(kumulatif)
SD
1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

6
6
SMP
1
7

2
8

3
9
SMA
1
10

2
11

3
12
Diploma
I
13

II
14

III
15
S1
I
13

II
14

III
15

IV
16
S2

17 - 19
S3

20-24

Untuk Diploma, S1, S2, dan S3, konversi lamanya bersekolah dapat berbeda untuk setiap individu karena asumsi yang digunakan dalam konversi diatas adalah sebagai berikut:
  • Seseorang yang masuk S1 adalah lulusan SMA, bukan melanjutkan dari diploma. Dalam kenyataannya, terdapat program S1 extension yang membuka kesempatan bagi lulusan Diploma untuk melanjutkan studi ke S1.
  • Asumsi menempuh pendidikan S2 maksimum adalah 3 tahun dan S3 maksimum adalah 4 tahun.

Angka Melek Huruf (AMH)

Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari.
AMH dapat digunakan untuk
  • mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD.
  • menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi dari berbagai media. Berikut data AMH dari Susenas 2002, 2003, dan 2004 
Tabel 3 Persentase Penduduk Berusia 10 tahun ke Atas Menurut Kepandaian Membaca dan Menulis, 2002-2004
Tahun
Huruf
Huruf
Buta
Jumlah

Latin
Lainnya
Huruf

2002
89,8
0,9
9,3
100,0
2003
90,1
0,9
9,1
100,0
2004
90,5
0,9
8,5
100,0
Sumber: Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2002, 2003, 2004
 
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2002 jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di perkotaan dan pedesaan di Indonesia yang melek huruf adalah lebih dari 90 persen (Melek huruf adalah mereka yang bisa membaca menulis huruf latin dan huruf lainnya).

Sebaliknya, Angka Buta Huruf menunjukkan ketertinggalan sekelompok penduduk tertentu dalam mencapai pendidikan. Angka Buta Huruf ini juga merupakan cerminan besar kecilnya perhatian pemerintah, baik pusat maupun lokal terhadap pendidikan penduduknya.



KESIMPULAN DAN OPINI

Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan  kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat  mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.
Banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Faktor-faktor yang bersifat teknis diantaranya adalah rendahnya kualitas guru, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan kesempatanpendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka disinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan mesyarakat untuk mengatasi segalapermasalahan pendidikan di Indonesia.
Kesadaran diri akan pentingnya pendidikan bukan hanya untuk diri sendiri juga dapat diwujudkan dalam pembentukan komunitas untuk mengajar anak-anak jalanan. Seperti komunitas bernama “KOPAJA”. Komunitas ini didalamnya ada sejumlah anggota aktif yang setiap minggunya mengumpulkan anak-anak jalanan disuatu tempat guna mengajarkan baca, tulis serta memberi hiburan seperti bernyanyi bersama. Sebagai kaum muda penerus bangga harusnya kita memiliki rasa bangga terhadap teman-teman kita yang masih memperdulikan akan tingkat pendidikan sesama warga negara Indonesia.

Tugas diatas dibuat guna memenuhi nilai tugas terkait mata kuliah softskill Ilmu Lingkungan selaku mahasiswi Universitas Gunadarma (www.gunadarma.ac.id). Tugas ini disusun oleh kelompok. Berikut nama anggota kelompoknya:
KOOSHARDIANTINI (34411010)
HENY YULIANTINI (33411322)
DITA KHAIRUNNISA (32411187)

Sumber tulisan diatas adalah

Senin, 21 April 2014

ASAP DI RIAU



Seperti halnya yang kita tau, bahwa masalah alam yang terjadi di Indonesia ini belum juga rampung dengan penyelesaian-penyelesaiannya. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa bencana-bencana yang terjadi Indonesia juga merupakan ulah dari tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Termasuk bencana asap yang terjadi di riau. Asap tersebut menyerang warga Indonesia bahkan negara lain pun ikut merasakan dampaknya. Seperti halnya yang kita tahu bahwap provinsi Riau adalah salah satu yang memiliki tingkat deforestasi yang tertinggi di Indonesia. Setidaknya dalam setahun sebanyak 160.000 hektare hutan hilang dibabat. Menurut Riko, dari total luas hutan Riau yang mencapai 8,6 juta hektare, sebanyak 4,2 juta hektar beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit dan akasia. Sebagai daerah dengan perkebunan sawit terluas di Indonesia, Riau merupakan provinsi penghasil Crude palm oil (CPO) terbesar. Sayang, banyak dari pengelolaan lahan perkebunan sawit ini yang melanggar ketentuan hukum.  Pada tahun 2013 WALHI melaporkan 117 perusahaan perkebunan di Riau yang diduga melakukan praktik pembakaran lahan yang mengakibatkan kabut asap. Pembakaran hutan yang terjadi tidak ditanggulangi dengan baik oleh pemerintah Indonesia, sehingga oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu pun tidak mendapatkan efek jera dari perbuatannya. Peemerintah terlalu berlarut-larut dalam mempertimbangkan hukuman untuk para oknum tersebut. Sebenarnya, undang-undang dan regulasi yang ada sudah baik. Tinggal pelaksanaan, pengawasan, dan efek jera hukuman yang kurang. Pemerintah harus memastikan bahwa perusahaan-perusahaan bertanggung jawab dalam menjaga wilayah konsesi (lahan yang dibuka) mereka sesuai dengan ketentuan. Misalnya, dengan melakukan patrol rutin untuk mengecek potensi kebakaran melalui laporan kemunculan titik api yang diberikan oleh BMKG kepada masing-masing perusahaan. Jika  pemerintah menjalankan tugasnya dengan baik, maka dapat dipastikan akan berkurangnya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Dan dampaknya akan berimbas bagi masyarakat pula, karena akan berkurangnya penggundulan hutan serta pembakaran hutan.

Jumat, 28 Maret 2014

LONGSOR WASHINGTON



Berita yang tertera pada republika.co.id, Washington sebanyak 108 orang masih dinyatakan hilang di Washington, Amerika Serikat (AS) dua hari setelah tanah longsor. Longsor tersebut menyebabkan puluhan rumah rusak dan menewaskan setidaknya delapan orang. Sejumlah pejabat departemen manajemen bencana dalam pernyataan, Senin (24/3), berharap jumlah orang hilang tersebut akan menurun tajam karena pada hari sebelumnya masih banyak ditemukan warga yang selamat. Tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (22/3) tersebut disebabkan oleh hujan besar di dekat Oso, Washington. "Setidaknya enam rumah tertimbun tanah dan 49 lainnya mengalami kerusakan", kata kepala Departemen Manajemen Bencana daerah Snohomish, John Pennington. Pencarian para korban kembali dilakukan pada Senin (24/3) pagi waktu setempat setelah sempat dihentikan sementara karena keselamatan para pekerja kemanusiaan terancam oleh pasir hisap.
Juru bicara Kantor Polisi Snohomish mengatakan bahwa delapan mayat ditemukan pada Ahad (23/3) malam di zona bencana yang dipenuhi oleh reruntuhan bangunan bercampur bebatuan, robohan pohon, dan lumpur. Delapan lainnya ditemukan terluka di sekitar lereng longsoran. Pada Ahad (23/3) malam, pihak berwenang mengatakan 18 orang dinyatakan hilang, namun pada Senin pagi, Pennington menyatakan jumlah tersebut naik menjadi 108. "Saya yakin jumlah orang hilang tersebut akan turun drastis. Kami mengumumkan hal ini kepada publik dan kami akan terus mencari mereka," kata Pennington.
Pemerintah setempat berharap orang-orang yang hilang tersebut adalah warga yang selamat yang belum melaporkan keadaan dirinya ke petugas. Pennington mengatakan bahwa sejumlah pekerja konstruksi dalam jumlah yang belum diketahui berada di lokasi bencana pada saat kejadian. Di sisi lain, pemerintah setempat semakin ragu akan menemukan korban selamat di timbunan tanah dan reruntuhan yang tingginya mencapai 15 meter tersebut. "Situasinya sangat suram. Kami masih berharap dapat menemukan warga yang selamat. Namun harus diingat bahwa kami belum menemukan orang yang selamat di reruntuhan ini sejak Sabtu (22/3) lalu," kata Kepala Pemadam Kebakaran Snohomish, Travis Hots.
Sekitar 176 orang lain masih dinyatakan hilang setelah dinding tanah setinggi 54 meter ambruk menghantam kota Oso, di sebelah selatan Seattle. Upaya pencarian diteruskan sepanjang siang dan malam dengan menggunakan helikopter maupun mesin pengindra laser dan petugas penyelamat mengakui kecil kemungkinan untuk menemukan korban selamat. Petugas penyelamat dibantu dengan warga setempat dan sukarelawan yang menggunakan tangan untuk mencari korban. Sedikitnya tiga orang tewas dan 18 orang hilang dalam bencana tanah longsor terjadi di kaki pegunungan Cascade, negara bagian Washington yang terletak di kawasan Pantai Barat, AS.
Menurut saya, kasus diatas sangat memprihatinkan karena banyaknya warga yang terkena dampak dari bencana tersebut. Banyaknya korban yang hilang dari karena bencana tersebut menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintah amerika agar lebih meningkatkan pencarian bagi para korban tersebut. Pemerintah juga harus mengatasi dan menanggulangi para korban yang harus ditangani dengan perawatan yang intensif. Terjadinya bencana tersebut juga diakibatkan karena kecerobohan warga. Untuk kedepannya warga harus berhati-hati untuk mendirikan pemukiman serta pemerintah harus lebih waspada akan bencana yang terjadi.